Selasa, 11 Agustus 2020

Covid19 di Tengah Masyarakat!

    

    Wabah virus bukanlah serangan baru dalam peradaban manusia, tercatat dalam sejarah, sebelum wabah covid-19 menyerang, banyak wabah yang terjadi di masa lalu seperti wabah penyakit Black Death (1347-1353) yang menyebabkan sekitar 50 juta hingga 200 juta populasi di dunia meninggal. Para Ilmuan menganggap wabah ini seperti Covid-19 yang berasal dari Asia kemudian menyebar ke benua lainnya. 

    Selain wabah Black Death ada wabah Flu Spanyol,HIV- AIDS,Justinian dan wabah Antonine yang menurut artikel National Geographic merupakan 5 wabah paling mematikan dalam sejarah. (https://nationalgeographic.grid.id/amp/132120840/selain-covid-19-inilah-5-wabah-paling-mematikan-dalam-sejarah?page=all )

    Wabah covid-19 yang menyerang pada akhir 2019 sampai pertengahan 2020 ini, selain berdampak pada sector kesehatan , juga berdampak pada sector perekonomian, pendidikan, serta kehidupan social. Terhitung pada tanggal 8 Agustus 2020, Jumlah kasus positif Covid-19 Nasional sebanyak 109.936, kasus positif provinsi penulis (Banten) sebanyak 1673 dan kasus positif Kota Penulis (Cilegon) sebanyak 54 kasus. 

    Walaupun banyak beredar Fakta sains terkait bahayanya Covid-19, namun  realitanya di tengah masyarakat khususnya di daerah tempat tinggal penulis, beredar informasi diluar  konteks fakta sains, 
yang penulis rangkum ada 3 informasi,yaitu 1. Covid 19 adalah buatan kaum elit, dimana kaum elit tersebut sudah memiliki vaksin untuk dikomersilkan  2. Covid-19 adalah virus yang dibuat oleh pemerintah untuk melanggengkan kebijakan yang tidak pro rakyat  3. Covid 19 hanya menjangkiti orang-orang yang tidak taat beragama. 

    Menanggapi hal tersebut, kita  tidak boleh sepenuhnya ‘Manut’ dalam artian hanya mengiyakan fakta dari Ilmuan, hal hal yang berbau Sains seperti Covid-19 yang diteliti oleh Ilmuan sebenarnya bisa di pelajari, dipatahkan dan diuji, tentusaja dengan cara yang Ilmiah, Namun karena penulis bukan ahli Sains yang bisa membuktikan secara ilmiah, maka penulis cukup percayakan  Covid-19 kepada Ilmuan, yang artinya penulis percaya bahwa pakai masker, sering cuci tangan dan social distancing dapat mencegah penyebaran covid-19. 

    Menanggapi Covid-19 adalah kepentingan politik, penulis hanya ingin bilang, kepentingan itu benar adanya, “pernah dengar sambil menyelam minum air?” Namun ada yang harus selalu diingat, bahwa fakta Sains ada diluar konteks motif politik. Covid-19 tetap berbahaya, terlepas dari semua motif-motif yang tiada akhlak tersebut.

--Penulis Dadakan--

Kamis, 11 April 2019

Green Twin Tower (Gedung Kampus C Untirta) Sebagai Spot Foto Baru Mahasiswa Untirta



Assalamualaikum waruhmatullahi wabarakatuh,


Hai teman-teman , 

  pada kesempatan ini saya akan bercerita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perkuliahan saya hehe. Kebetulan saya berkuliah di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)Untirta, maka tulisan ini tentunya untuk mengulas apa saja yang ada di dalam kampus FKIP Untirta. Mungkin ini bisa dijadikan sebagai sedikit referensi untuk teman – teman yang penasaran dengan bagaimana sih bangunan fisik UNTIRTA terkhusus FKIP. Terkadang, untuk memilih lembaga pendidikan, tidak dapat dipungkiri bahwa factor bangunan menjadi salah satu hal penting sebagai bahan pertimbangan. Untirta sendiri memiliki 6 fakultas yang terdiri dari (Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, dan yang baru banget adalah Fakultas kedokteran. 

  Oke dimulai dari bangunan fisik gedung perkuliahan yang akan saya tunjukkan di gambar di bawah ini.


Nama keren dari gedung tersebut adalah Green Twin Tower. Bisa kita lihat ya teman-teman, gedung ini saling berhadapan dengan elegant, oh iya untuk sekedar informasi, selain area wall climbing sebagai spot selfie atau wefie anak untirta, kini Green Twin Tower juga menjadi spot foto baru lohhh…….

Rasanya belum afdol kalau anak FKIP untirta belum foto di kedua gedung itu, hehe.






Oke selanjutnya kita lihat kondisi kelasnya nih teman-teman


Seperti itu kira-kira. seperti Ruang kelas pada umumnya, disetiap ruang kelas terdapat Proyektor sebagai media pembelajaran, AC, pokoknya nyaman deh.hehehe

Dan tentunya ada perpustakaan ya teman teman.

Di kampus FKIP ini juga tersedia Gazebo untuk bersantai, berkumpul bersama teman-teman.



Dan tak lupa juga, lahan parkir di FKIP Untirta ini cukup luas lho....




Dan ini dia Musholanya, hmm mungil yaa, tapi tenang aja, karena FKIP berencana akan membangun masjid :) doakan agar cepat rampung yaaa.....





Sebenarnya banyak sekali ke kerenan yang ada di FKIP ini, namun akan saya post di postingan Selanjutnya yaaah, hehehe
Perlu diketahui bahwa sebenarnya kampus ini masih dalam tahap pembangunan, maka dari itu masih banyak sekali hal-hal yang perlu diperbaiki.

Oh iya,untuk teman-teman yang ingin melihat -lihat kampus FKIP UNTIRTA, alamat lengkapnya ada di Jl. Ciwaru Raya No.25, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42117, atau lebih mudah lagi jika teman-teman naik Gojek atau engga Grab deh😉, kalau di grab/Gocar, teman teman tinggal cari aja "FKIP UNTIRTA".


terimakasih telah berkunjung, di kesempatan berikutnya saya akan membahas tentang mengapa saya ada di FKIP, mengapa saya ada di Pendidikan Luar Sekolah?
Hmm oke tunggu ya.




Selasa, 09 April 2019

Makalah Televisi Sebagai Media Pembelajaran





MAKALAH
TELEVISI DAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Media dan Sumber Belahar
Dosen Pengampu: Ahmad Fauzi, M.Pd



OLEH :

FARIDA MAYANGSARI
2221170035



                     PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2019


Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rizki, rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan makalah  yang berjudul “Televisi dan Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran” dapat diselesaikan dengan baik. Maksud penyusunan maklah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penulisan Makalah ini.
Materi yang penulis paparkan dalam Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik yang konstruktif sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.


                                                                                    Serang, 21 Maret 2019


                                                                                                 Penulis




DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang…………………………………………………….. 1
1.2.     Rumusan Masalah…………………………………………………. 2
1.3.     Tujuan Pembahasan Masalah……………………………................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Belajar Sebagai Media Pembelajaran……………...………… 
2.2. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran………………............……. 
2.3. Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran………………………....... 
2.4. Televisi Sebagai Media Pembelajaran......................................................

BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan………………………………………………………….. 
3.2.  Saran......................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses yang membutuhkan berbagai resource untuk menunjang keberhasilan belajar. Sumber daya yang dibutuhkan pun sangat beragam sesuai materi dan kondisi pebelajaran yang akan dilaksanakan. Sebab semakin lengkap resources yang digunakan maka akan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran secara optimal. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang  bisa menjadi informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kenutuhan lain  yang diperlukan dalam pembelajaran. Guru dituntut mampu menganalisis kebutuhan, merancang, mendesain, menemukan, memproduk, dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar. Sebab pembelajaran yang efektif akan terjadi jika bahan pembelajaran yan diperlukan tersedia. Sehingga apa yang disampaikan guru bisa terserap siswa secara maksimal. Selain itu, dalam proses pelaksanaan pembelajaran guru dituntut menentukan strategi pembelajaran sebelum pelajaran di mulai serta persiapan lain,
Setiap pembelajaran pasti membutuhkan  sumber belajar sebagai sumber informasi dan pengetahuan. Di dalam makalah ini, Media yang akan kami bahas adalah Media Perpustakaan dan Media Televisi, karena seperti kita tahu, sebelum munculnya Internet sebagai media pembelajaran, perpustakaan dan televise juga pernah muncul sebagai media pembelajaran. Namun dewasa ini, perpustakaan masih menjadi Sumber pembelajaran walaupun sudah adanya Internet.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Sumber Belajar sebagai media pembelajaran?
2.      Apasajakah ciri-ciri dari sumber belajar?
3.      Apakah yang dimaksud dengan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran?
4.      Apakah yang dimaksud dengan Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran?
5.      Apakah yang dimaksud dengan Televisi sebagai media pembelajaran?

1.3. Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui makna dari sumber belajar sebagai media pembelajaran
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri dari sumber belajar
3.      Untuk mengetahui makna dari Lingkungan sebagai media pembelajaran
4.      Untuk mengetahui makna dari perpustakaan sebagai media pembelajaran
5.      Untuk mengetahui makna dari Televisi sebagai media pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sumber Belajar Sebagai Media Pembelajaran

A.    Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resource) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar (Rohani, 1997:102). Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar baik itu guru, dosen, teman sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan, maupun sumber-sumber belajar lainnya. Di luar kelas (sekolah) kita banyak belajar pula dari orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku, majalah, Koran, radio, televisi, film, pengalaman, peristiwa, dan kejadian-kejadian tertentu. Semua sumber tersebut ternyata mempengaruhi proses belajar anak didik dan kadang membantu memudahkan proses pembelajaran.
Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yangencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat menimbulkan peristiwa belaja, maksudnya adanya perubahan belajar, tingkah laku kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam Assosiation of education and Communication Technology CT (Soeharto, 2003: 73) diuraikan sebagai berikut: “learning Resource (for Education Technology) all of the resource (data, people, and things) wich may be used by the leaner in isolation or in combination, usually in an a formal manner, for facilitate learning: they include massages, people, materials, devices, techniques, and setting”
Dari uraian ini dapat difahami bahwa komponen sumber belajar adalah meliputi: pesan, manusia, material ( media-software), peralatan sendiri-sendiri maupun dikombinasikan. Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih rinci selanjutnya diuraikan pengertisn dari setiap jenis serta contoh-contohnya, sebagai berikut
a)    Pesan (massage); informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.
b)        Orang-manusia (people) adalah manusi yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyampai pesan, contoh guru, teman dan lain-lain.
c)        Media-sofware (materials) yaitu sesuatu yang menyimpan pesan untuk transmisikan dengan menggunakan peralatan, kadang-kadang oleh dirinya sendiri. Contoh : transparasi, slide, film, tape record bahan pengajaran , buku, jurnal, dan lain sebagainya.
d)       Peralatan-hardware, yaitu sesuatu yang disebut juga dengan hardware yang mentransmisikan pesan yang tersimpan dalam material (media).
e)        Teknik-metode ialah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, material, peralatan, lingkungan, dan orang untuk mentranmisikan pesan, contoh : pengajaran dengan bantuan computer, pengajaran terprogra, dan lain-lain.
f)         Lingkungan yaitu lingkungan sekitar dimana pesan itu diterima contoh: lingkungan fisik berupa gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, studio, lingkungan nonfisik seperti : penerangan, sirkulasi udara dan lain-lain.
Secara lebih jelas dan komprehensif didefinisikan sumber belajar adalah sumber daya yang meliputi materi pelajaran, anusia, alat, teknik, dan lingkungan yang digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar tidak hanya manusia, tetapi jug alam dan lingkungan yan didesain dan digunakan untuk mendukung efektifitas dan efisiensi pembelajaran
B.     Ciri-ciri sumber belajar

    Sebagaimana definisi di atas, sumber belajar merupakan daya dan kekuatan yang diperlukan dalam rangka proses pembelajaran. Oleh karena itu apabila sesuatu yang tidak dapat memberi terhadap apa yang di inginkan  sesuai dengan tujuan pebelajaran, maka daya tersebut tidak dapat sumber belaja. Dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia, agar dalam pencapaian tujuan pembelajaran dapat efektif dan efisien.
Secara garis besarsumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.         Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar-mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b.         Sumber belajar hrus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif, yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sepurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.
c.         Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri
1)        Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi,
2)        Tidak mempunyai tujuan belajar yang eksplisit,
3)        Hanya dipergunakan untuk kegunaan dan tujuan tertentu atau secara insendental, dan
4)        Dapat dipergunakan untuk tujuan pembelajaran.
d.        Sumber belajar yng dirancang (resurce by designed) mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media (Rohani, 1997 : 103-104).
e.         Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi juga dapat dipergunakan secara kombinasi (gabungan).
f.          Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by designed), dan suber belajar yang tinggal pakai/jadi (by utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu dari semula dirancang untyk keperluan belajar, sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai atau jadi adalah sesuatu yang pada mulanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan belajar (Soeharto,2003:78).
Sumber belajar by designed adalah sumber belajar yang keberadaannya dihasilkan dari penemuan dan diproduksi oleh prilaku pembelajaran, baik guru maupun siswa. Contohnya internet pembelajaran merupakan sumber belajar yang didesian untuk mempermudah proses pembelajaran. Sedangkan sumber belajar by utilization adalah sumber belajar yang keberadaannya tanpa melalui produksi manusia dan sudah ada sejak awal. Sumber belajar ini biasanya berupa kondisi lingkungan dan alam.

2.2.Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas. Dalam praktiknya pebelajaran juga dilakukan dilingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Kondisi dan sumber daya ada di masyarakat juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Lingkungan bisa berupa fisik berupa gedung sekolah, kamous, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman dan lain sebagainya. Selain juga ada lingkungan nonfisik berupa suasana belajar, dan lain-lain. (Rohani, 1997:109).
Lingkunghan yang berada di sekitar kita baik di sekolah maupun luar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran. Lingkungan yang dikategorisasikan dapat menjadi media pembelajaran antara lain:
1)        Masyarakat disekeliling sekolah.
2)        Lingkungan fisik disekitar sekolah.
3)        Bahan-bahan yang todak tersisa atau terpakai dan bahan-bahan bekas yang bila diolah dapat dimanfaatkan saebagai sumber dan media pembelajaran,  seperti : tutup botol, batu-batuan, kerang, kaleng bekas, bahan yang tersisa dari kayu dan lain sebagainya.
4)        Perisriwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Namun tidak seua lingkungan bisa digunakan sebagai media pembelajaran, sebab media pembelajaran memiliki ciri, karakter, prinsip, landasan serta ketentuan lain. Menurut Asnawir (2002: 109), topic-topik yang dipilih untuk memfungsikan lingkungan sebagai media pembelajaran, hendaklah memenuhi syarat-sryarat antara lain:
1)        Harus sesuia dengan tujuan pebelajaran
2)        Dapat menarik perhatian siswa.
3)        Hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat.
4)        Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan.
5)        Berhubungan erat dengan lingkungan siswa.
6)        Dapat mengebangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.
Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang besar manfaatnya untuk dijadikan sumber dan media pembelajaran. Hal ini akan memberikan manfaat tidak saja kepada sekolah atau anak didik, tetapi  juga kepada masyarakat itu sendiri. Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala kondisi di dalam diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran.
2.3.Perpustakaan sebagai Media Pembelajaran
Jenis media lain yang bisa digunakan menyalurkan pesan pembelajaran agar lebih optimal adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan ternyata bisa difungsikan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya bangsa serta berbagai layanan jasa lainnya telah ada sejak zaman dahulu kala. Secara langsung maupun tidak langsung perpustakaan menjadi penyalur pesan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. Pengelolaan perpustakaan ekarang tidak lagi secara manual tapi sudah dikelola secara digital. Perpustakaan tidak hanya berisi buku saja tetapi berisi software yang didalamnya menyimpan pesan pembelajaran lebih banyak dan lengkap. Sebuah perpustakaan pada prinsipnya memiliki tiga kegiatan pokokyaitu :
1.      Mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misis lembaga serta masyarakat yang dilayaninya.
2.      Melestarikan, memelihara, dan erawat seluruh koleksi perpustakaan agara tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak cepat rusak baik karena pemakaian maupun karena usianya.
3.      Menyediakan dan diberdayakan atas seluruh sumber informasi dan koleksi yang dimiliki perpustakaan bagi para pemakainya (Ensklopedia Amerikan dalam Sutarno, 2003: 1).
Dalam perkembangannya, perpustakaan saat ini bukan hanya merupakan tempat untuk menyimpan atau mengoleksi buku sebagai benda mati. Perpustakaan saat ini harus diberlakukan sebagai tempat yang disebut “the prevation of knowledge”. Artinya perpustakaan merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Secara khusus perpustakaan berfungsi sebagai tempat pengumpulan, pelestaria, pengelolaan, pemanfaatan, dan penyebarluasan informasi (Benny Agus Pribadi Dalam Syukur, 2005: 102).
A.    Pengertian Perpustakaan
   Pengertian kata “perpustakaan” berasal dari kata pustaka yang berarti kitab, buku-buku, atau kitab primbon. Kemudian kata “pustaka” mendapat awalah “per” dan akhiran “an” yang menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti : (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesastraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Sutarno, 2003: 7). Selanjutnya ada istilah “pusatakaloka” yang berarti tempat atau ruangan perpustakaan. Pengertian yang lebih umum dari perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan, bagian dari koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja dan kursi untuk membaca, kartu-kartu katalog, sistem pengelolaan tertentu dan petugas yang menjalankan perpustakaan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya (Sutarno, 2003: 7)
Definisi perpustakaan ini nampaknya kurang sesuai dengan perkembangan perpustakaan saat ini. Lebih tepatnya, definsi perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi koleksi bahan bacaan sumber informasi baik berupa buku maupun software yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Perpustakaan juga dikelola dengan mekanisme kepustakaan yang telah di sepakati secara internasional. Dengan begitu sebuah perpustakaan memiliki ciri-ciri dan persyaratan tertentu yaitu sebagai berkut :
1)        Adanya ruangan atau gedung yang dipergunakan untuk perpustakaan
2)        Adanya koleksi bahan pustaka/bacaan dan sumber informasi.
3)        Adanya petugas yang menyelenggarakan dan melayani pemakai
4)        Adanya masyarakat pembaca
5)        Adanya sarana dan prasarana yang di perlukan
6)        Adanya suatu sistem atau mekanisme tertentu.

B.     Peranan Perpustakaan
Sebagaimana definisinya, peranan perpustakaan paling utama adalah memberi informasi dari berbagai ilmu dan disiplin ilmu. Setiap pengguna perpustakaan dapat mengakses informasi sesuai disiplin ilmu yang di geluti dalam perpustakaan tersebut. Secara umum peran perpustakaan adalah sebagai berikut :
1.         Meningkatkan kecerdasan bangsa
Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. Dengan semakin banyak membaca, semakin bertambah pula wawasan dan cakrawala seseorang. Dengan demikian juga dapat meningkatkan kecerdasan seseorang yang rajin membaca dengan baik.
2.         Memajukan perkembangan ilmu dan teknologi
Perpustakaan memberikan dorongan untuk membangun manusia yang mengikuti perkembangan pendidikan dan teknologi.
3.         Melestarikan budaya bangsa
Budaya yang ada di negara ita dan harus ditingkatkan adalah budaya membaca (salah satunya) serta budaya-budaya lain untuk kelestarian bangsa
4.         Kancah penelitian
Perpustakaan bisa menjadi sarana penelitian, bahkan menjadi sumber utama dalam proses penelitian literer
5.         Kancah studi
6.         Ajang konsultasi disiplin ilmu
Perpustakaan bisa digunakan untuk mencocokan data dari disiplin ilmu, sebab perpustakaan berisi literasi yang menghimpun berbagai ilmu secara lengakap (Martono dalam Syukur, 2005: 103). 
Perpustakaan melayani masyarakat termasuk mahasiswa dengan layanan yang memadai atau memuaskan. Jenis layanan perpustakaan menurut Beenham dan Morrison (dalam Syukur 2005: 103) adalah sebagai berikut :
1)   Menyediakan fasilitas untuk pengembangan individu dan kelompok dari berbagai tingkat pendidikan
2)    Memberikan pelayanan dan fasa untuk memperoleh informasi
3)    Sebagai pusat pengembangan kebudayaan
4)    Sebagai pusat pengembangan hobi dan rekreasi.
C.     Fungsi Perpustkaan
Fungsi perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan memiliki tiga kegiatan utama yaitu : (1) menghimpun (2) memelihara dan (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka (Sutarno, 2003: 58). Selanjutnya fungsi-fungsi sebuah perpustakaan menurut Fatah Syukut (2005: 103) adalah sebagai berikur :
1)   Penyimpan, Perpustakaan bertugas menyimpan bahan-bahan pustaka/bacaan yang diterimanya.
2)   Pendidikan, perpustakaan berfungsi sebagai pusat bahan pustaka/bacaan untuk keperluan pendidikan yang dilakukan oleh pemakai perpustakaan.
3)   Penelitian, perpustakaan bertugas menyediakan bahan pustka/bacaan untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh pemakai perpustakaan.
4)   Informasi, perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakainya. Informasi sudah merupakan pengelolaan data bahan perpustakaan yang di sesuaikan dengan permintaan pemakai. Perpustakaan sebagai sudah merupakan pengelolaaan data bahan perpustakaan yang disesuaikan dengan permintaan pemakai. Perpustakaan sebagai pemberi informasi ini berfungsi untuk menambah wawasan bagi pemakainya,memberikan pengetahua, memberikan pengalaman tentang segala yang bermanfaat.
5)   Kultural, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya bangsa serta meningkatkan nilai dan apresian budaya dari masyarakat melalui penyediaan bahan bacaan.

D.    Perpustakaan sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Hampir di setiap sekolah mulai sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan unit-unit perpustakaan keliling (mobile library) dari Departemen Pendidikan tersedia di kota-kota besar guna melayani kebutuhan para masyarakat. Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis, perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti majalah/jurnal ilmiah, peta, dan surat kabar. Di dalam perpustakaan terdapat pula bahan-bahan non cetakan seperti film, foto-foto, set audio/video, lahu-lagu dalam piringan hitam, rekaman pidato, dan lain-lain. Olehkarena itu, perpustakaan dapat dimafaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk akademis maupun untuk rekreasi. Bahan-bahan yang tersedia itu dapat dikelompokan ke dalam jenis refernsi, reverse, dan pinjaman (Arsyad, 2006: 102).
Bahan-bahan referensi yang biasanya di tata dalam satu ruang khususnya merupakan sumber-sumber untuk fakta-fakta tertentu yang sudah baku, misalnya ensiklopedia, kamus, buku tahuan, atlas, dan lain-lain. Bahan-bahan sumber ini di perlukan oleh banyak orang sehingga tidak dipinjamkan untuk dibawa keluar perpustakaan. Bahan-bahan reserve biasanya terdiri dari buku-buku, artikel atau handout untuk mata pelajaran tertentu atas permintaan tenaga pengajarnya. Ini dimaksudkan agar semua pelajar dan mahasiwa yang mengikuti pelajaran itu dapat memperoleh akses terhadap bahan-bahan ynag merupakan bagian dari penyelesaian tugas-tugas yang di bebankan oleh pengajar. Buku-buku dalam berbagai bidang keilmuan pada umumnya siap untuk dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua minggu sampai satu bulan kepada pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum yang memiliki kartu anggota masyarakat.
Menurut Achsin dalam Arsyad (2006: 103) pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut :
a.     Keterampilan mengumpulkan informasi
Ø  Keterampilan mengenal sumber informasi dan pengetahuan
Ø  Keterampilan menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan dan cara mengunakan katalog indeks
Ø  Keterampilan menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedia, kamus, buku tahunan, dan lain-lain.
b.    Keterampilan mengambil intisari dan mengordiasikan informasi
Ø  Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah
Ø  Mendokumentasikan inormasi dan sumbernya
c.     Keterampilan menganalisis, menginterprestasikan dan mengevaluasi
informasi seperti :
1.        Memahami bahan yang dibaca
2.        Membedakan antara fakta dan opini
3.        Menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan.
d.    Keterampilan menggunakan informasi, seperti :
1.        Memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah
2.        Menggunakan informasi dalam diskusi
3.        Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.

2.4.Televisi Sebagai Media Pembelajaran
Selain perpustakaan, televise juga merupakan media yang dapat menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, telivisi tergolong ke dalam media massa (Sadiman,2005:71)
Menurut Ahar Arsyad (20006:51), televise adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. System ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan cara yang dapat didengar.
      Sedangkan Oemar Hamatik (dalam Usman, 2002:101) mengemukakan: “Television is an electronic motion picture with injoined or attendant sound; both picture and sound reach the eye and or simultaneously from aremote broadcast point Definisi tersebut menjelaskan bahwa televise sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televise sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat.
      Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa dilihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu ia memiliki ciri-ciri tersendiri,antara lain:
1.      Dituntun oleh instruktur
Seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
2.      Sistematis
Siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3.      Teratur dan berurutan
Siaran dsajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.
4.      Terpadu
Siaran berkaitan dengan pengalaaman belajar lainnya seperti latihan membaca,diskusi, laboratorium ,percobaan, menulis dan pemecahan masalah.
Dalam hal efektivitasnya dalam menjalankan fungsinya, di depan rapat staf menteri penerangan Republik  Indonesia, DR. Jack Lyle, director of communication Institute The West Center dalam Darwanto (2007:118), menyatakan sebagai berikut:
“Telivision provides us with a window on the word”. What we see through thet window helps create what walter Lippman many years ago called “the picture in our mind”, and it is these picture wich constituean importance portion of an individual’s learning,particulary with regard to people, places, situation which the individual has never personally met visited or experienced”
Bahwa televise untuk kita sebagai “Jendela Dunia”. Apa yang kita lihat melalui jendela ini sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti diungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun yang lalu, bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan gambar-gambar ini merupakan suatu yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat, dan situasi yang tidak setiap orang pernah ketemu, mengunjungi atau telah mempunyai pengalaman.
Berbagai riset telah dilakukan untuk menguji seberapa jauh kehebatan televise dalam peranannya terhadap pendidikan, khususnya anak-anak. Sau diantaranya adalah hasil riset dari patricia Marks Greenfield bersama Jessica Beagles Roos dalam Darwanto (2007:126). Mereka melibatkan anak-anak umur enam tahun sampai sepuluh tahun dari empat kelompok yang bebeda.
“Kulit putih kelas menengah, kulit hitam kelas menengah, kulit putih kelas pekerja, dan kulit hitam kelas pekerja. Setiap anak diberikan kesempatan menonton film kartun dilayar televisi dengan kisah yang diceritakan. Pada waktu yang berbeda, anak itu diberi kesempatan untuk mendengarkan kisah lainnya yang berasal dari kaset atau radio. Setelah menonton atau mendengar kisah itu, anak diuji ingatannya dan pengertiannya. Hasilnya ternyata dapat memperjelas peranan televisi dalam pendidikan. Penyajian melalui radio serupa dengan apa yang terjadi di ruang kelas, yaitu anak-anak mendengarkan cerita guru atau saling menukar pengalaman dengan murid-murid lainnya. Rangsangan di ruang kelas, pada dasarnya berupa rangsangan di ruang kelas, pada dasarnya berupa rangsangan kata-kata, sedangkan penyajian melalui televisi ada tambahan berupa ilustrasi visual yang dinamis."
Sejalan dengan hasil penelitian tersebut diatas, Dr. Oemar dalam bukunya Media Pendidikan, mengutip pendapat A.S. Franklin Durham yang ditulis dalam bukunya Television in Our School, Siaran pendidikan untuk sekolah melalui media massa televisi (Darwanto,2007:126) sebagai berikut:
An Communications, television is unique in its ability to bring many other side into classroom. Every audio and visual help we have known can be carried by television, motion picture, film strip, slide particularly to provides setting for dramatic productions,rwcordings, drawings, maps, and counless other instructional device more over it given school thec opportunity to present fresh, original, creative illustration produced in the living present”
Pendapat Franklin diatas, lebih meyakinkan bahwa melalui media dapat membantu di dalam memecahkan masalah-masalah. Bahkan, apalagi kita dapat memanfaatkan penggunaan berbagai alat visual, diaman media massa lain tidak memungkinkan.
Hal ini berarti bahwa televisi mampu meningkatkan kemampuan bukan saja untuk anak-anak , melaikan juga untuk semua usia. Harus diingatkan kembali bahwa televisi bagaimanapun merupakan “alat atau media”. Karena itu dalam proses belajar tergantung dari baik buruknya program siaran yang dibuat.
Oemar Hamalik (dalam Syukur, 2005:153)mengemukakan beberapa manfaat penggunaan televisi di sekolah, khususnya bagi pendidikan anak-anak, antara lain:
1.      Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa sebenarnya pada waktu kejadiannya. Melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan dari berbagai bidang keahlian.
2.      Televisi memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah dan mungkin juga berbagai peristiwa, keadaan penduduk dan kehidupannya dari daerah atau negara lain.
3.      Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik melalui fil, drama, dan sebagainya.
4.      Televisi dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam. Alat ini dapat menyajikan pokok-poko tersebut satu persatu secara runtut dan sebaik-baiknya.
5.      Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat melalui program televisi, banyak peristiwa , kegiatan dan sumber-sumber masyarakat lainnya dapat dibawa ke dalam kelas.
6.      Televisi dapat melatih guru baik dalam  pre-servicemaupun in-service Training, guru memerlukan kesempatan untuk melihat contoh-contoh mengajar yang baik.
7.      Masyarakat akan mengerti tentang sekolah. Pada umumnya orang tua dan masyarakat tidak mengetahui kegiatan apa yang dikerjakan di sekolah dan bagaimana program sekolah dilakukan. Melalui program televisi masyarakat dapat melihat dan menikmati serta memahaminya.
8.      Televisi dapat menarik minat, baik terhadap anak maupun terhadap orang dewasa.
Sebagai media pembelajaran, televisi memiliki kelebihan-kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1.      Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,film, objek, spesimen dan drama.
2.      Televisi dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3.      Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4.      Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5.      Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda
6.      Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh dalam dunia nyata: misalnya ekspresi wajah, dental operation  dan lain-lain
7.      Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa. Misalnya, dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali
8.      Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
9.      Televisi dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton
10.  Horizon kelas dapat diperlebar dengan televisi. Batas ruang dan waktu dapat diatasi
11.  Hampir setiap mata pelajaran dapat di TV kan
12.  Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar
Kelemahan-kelemahan media Televisi sebagai berikut:
1.      Harga pesawat televisi relatif mahal
2.      Sifat komunikasinya hanya satu arah
3.      Jika akan memanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan
4.      Program di luar kontrol guru
5.      Besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas
6.      Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa
7.      Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan
8.      Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan
Televisi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran jika televisi dapat berfungsi sebagai penyalur pesan pembelajaran. Sebab tidak semua jenis program dalam televisi dapat berfungsu sebagai penyalur pesan pembelajaran. Apalagi akhir-akhir ini banyak program televisi yang tidak edukatif baik dari sisi konten maupun tampi;an.
Penggunaan televisi sebagai media pembelajaran ini dapat dikategorisasikan dalam dua jenis, yaitu televisi pendidikan dan televisi secara umum. Televisi pendidikan telah didesain dan dikembangkan secara khusus untuk kepentingan pembelajaran. Sehingga program dari tampilannya telah disesuaikan dengan isi dan tujuan pembelajaran namun televisi umum program dan tampilannya tidak didesain dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran semata, meskipun bagian-bagian programnya berisi pendidikan.
Guru yang menggunakan media televisi dituntut bisa menentukan secara tepat media televisi yang dijadikan media, apakah televisi pendidikan atau televisi umum. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip agar televisi dapat digunakan dalam pembelajaran. Sebagai berikut:
1.      Relevan dengan tujuan pembelajaran
2.      Meningkatkan motivasi dan menarik bagi siswa
3.      Program dan tampilan sesuai isi pembelajaran
4.      Mudah digunakan dlan pembelajaran
5.      Guru terampil mengoperasionalkan dalam pembelajaran
Masih banyak lagi prinsip lain ketika ditinjau dari kajian aspek lain intinya, televisi bisa digunakan sebagai media pembelajaran dengan ketentuan program dan tampilan televisi dapat berfungsi sebagai penyalur pesan dan mendukung tercapainnya tujuan pembelajaran lebih optimal.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pembelajaran merupaka proses yang membutuhkan berbagai resource untuk menunjang keberhasilan belajar. Sumber daya yang dibutuhkan pun sangat beragam sesuai materi dan kondisi pebelajaran yang akan dilaksanakan. Sebab semakin lengkap resources yang digunkan maka akan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran secara optimal. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang  bisa menjadi informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kenutuhan lain  yang diperlukan dalam pembelajaran. Guru dituntut mampu menganalisis kebutuhan, merancang, mendesain, menemukan, memproduk, dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar. Sebab pembelajaran yang efektif akan terjadi jika bahan pembelajaran yan diperlukan tersedia. Sehingga apa yang disampaikan guru bisa terserap siswa secara maksimal. Selain itu, dalam proses pelaksanaan pembelajaran guru dituntut menentukan strategi pembelajaran sebelum pelajaran di mulai serta persiapan lain, Dalam praktiknya pebelajaran juga dilakukan dilingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Kondisi dan sumber daya ada di masyarakat juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Lingkungan bisa berupa fisik berupa gedung sekolah, kamous, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman dan lain sebagainya
Jenis media lain yang bisa digunakan menyalurkan pesan pembelajaran agar lebih optimal adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan ternyata bisa difungsikan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya bangsa serta berbagai layanan jasa lainnya telah ada sejak zaman dahulu kala. Secara langsung maupun tidak langsung perpustakaan menjadi penyalur pesan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. Pengelolaan perpustakaan ekarang tidak lagi secara manual tapi sudah dikelola secara digital. Perpustakaan tidak hanya berisi buku saja tetapi berisi software yang didalamnya menyimpan pesan pembelajaran lebih banyak dan lengkap. Dalam perkembangannya, perpustakaan saat ini bukan hanya merupakan tempat untuk menyimpan atau mengoleksi buku sebagai benda mati. Perpustakaan saat ini harus diberlakukan sebagai tempat yang disebut “the prevation of knowledge”. Artinya perpustakaan merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
B.     Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai Media Pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta.Raja Grafindo Persada.

Jalinus, Nizwardi. Ambiyar. 2016.  Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prenadamedia
Group
Rahardi, A. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta. Direktorak Jendral Pendiidkan Dasar Dan Menengah




Covid19 di Tengah Masyarakat!

          Wabah virus bukanlah serangan baru dalam peradaban manusia, tercatat dalam sejarah, sebelum wabah covid-19 menyerang, banyak wabah...