MAKALAH
TELEVISI DAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Media dan Sumber Belahar
Dosen Pengampu: Ahmad Fauzi, M.Pd
OLEH :
FARIDA MAYANGSARI
2221170035
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2019
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rizki, rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Televisi dan Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran” dapat diselesaikan dengan baik. Maksud penyusunan maklah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penulisan Makalah ini.
Materi yang penulis paparkan dalam Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik yang konstruktif sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Serang, 21 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang…………………………………………………….. 1
1.2.
Rumusan
Masalah…………………………………………………. 2
1.3.
Tujuan
Pembahasan Masalah……………………………................2
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Belajar Sebagai Media Pembelajaran……………...…………
2.2. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran………………............…….
2.3. Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran……………………….......
2.4. Televisi Sebagai Media Pembelajaran......................................................
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan…………………………………………………………..
3.2. Saran......................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses yang membutuhkan berbagai resource
untuk menunjang keberhasilan belajar. Sumber daya yang dibutuhkan pun sangat
beragam sesuai materi dan kondisi pebelajaran yang akan dilaksanakan. Sebab
semakin lengkap resources yang digunakan maka akan mendukung berlangsungnya
proses pembelajaran secara optimal. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting
yang bisa menjadi informasi, sumber alat,
sumber peraga, serta kenutuhan lain yang
diperlukan dalam pembelajaran. Guru dituntut mampu menganalisis kebutuhan,
merancang, mendesain, menemukan, memproduk, dan menggunakan berbagai jenis
sumber belajar. Sebab pembelajaran yang efektif akan terjadi jika bahan
pembelajaran yan diperlukan tersedia. Sehingga apa yang disampaikan guru bisa
terserap siswa secara maksimal. Selain itu, dalam proses pelaksanaan
pembelajaran guru dituntut menentukan strategi pembelajaran sebelum pelajaran
di mulai serta persiapan lain,
Setiap pembelajaran pasti membutuhkan sumber belajar sebagai sumber informasi dan
pengetahuan. Di dalam makalah ini, Media yang akan kami bahas adalah Media
Perpustakaan dan Media Televisi, karena seperti kita tahu, sebelum munculnya
Internet sebagai media pembelajaran, perpustakaan dan televise juga pernah
muncul sebagai media pembelajaran. Namun dewasa ini, perpustakaan masih menjadi
Sumber pembelajaran walaupun sudah adanya Internet.
1.2.Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan Sumber Belajar sebagai media pembelajaran?
2.
Apasajakah
ciri-ciri dari sumber belajar?
3.
Apakah yang
dimaksud dengan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran?
4.
Apakah yang
dimaksud dengan Perpustakaan Sebagai Media Pembelajaran?
5.
Apakah yang
dimaksud dengan Televisi sebagai media pembelajaran?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui makna dari sumber belajar sebagai media pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri dari sumber belajar
3.
Untuk
mengetahui makna dari Lingkungan sebagai media pembelajaran
4.
Untuk
mengetahui makna dari perpustakaan sebagai media pembelajaran
5.
Untuk mengetahui
makna dari Televisi sebagai media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Belajar Sebagai Media Pembelajaran
A.
Pengertian
Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resource) adalah segala macam sumber yang
ada di luar diri siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar
(Rohani, 1997:102). Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap,
atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar baik itu guru, dosen, teman
sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan, maupun sumber-sumber belajar
lainnya. Di luar kelas (sekolah) kita banyak belajar pula dari orang tua,
saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku, majalah, Koran, radio,
televisi, film, pengalaman, peristiwa, dan kejadian-kejadian tertentu. Semua
sumber tersebut ternyata mempengaruhi proses belajar anak didik dan kadang
membantu memudahkan proses pembelajaran.
Edgar
Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada
dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yangencakup segala sesuatu yang
dapat dialami dan dapat menimbulkan peristiwa belaja, maksudnya adanya
perubahan belajar, tingkah laku kearah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan. Dalam Assosiation of education and Communication
Technology CT (Soeharto, 2003: 73) diuraikan sebagai berikut: “learning
Resource (for Education Technology) all of the resource (data, people, and
things) wich may be used by the leaner in isolation or in combination, usually
in an a formal manner, for facilitate learning: they include massages, people,
materials, devices, techniques, and setting”
Dari
uraian ini dapat difahami bahwa komponen sumber belajar adalah meliputi: pesan,
manusia, material ( media-software), peralatan sendiri-sendiri maupun
dikombinasikan. Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih rinci selanjutnya
diuraikan pengertisn dari setiap jenis serta contoh-contohnya, sebagai berikut
a)
Pesan
(massage); informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta,
arti dan data.
b)
Orang-manusia
(people) adalah manusi yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan
penyampai pesan, contoh guru, teman dan lain-lain.
c)
Media-sofware
(materials) yaitu sesuatu yang menyimpan pesan untuk transmisikan dengan
menggunakan peralatan, kadang-kadang oleh dirinya sendiri. Contoh :
transparasi, slide, film, tape record bahan pengajaran , buku, jurnal, dan lain
sebagainya.
d)
Peralatan-hardware,
yaitu sesuatu yang disebut juga dengan hardware yang mentransmisikan pesan yang
tersimpan dalam material (media).
e)
Teknik-metode
ialah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan,
material, peralatan, lingkungan, dan orang untuk mentranmisikan pesan, contoh :
pengajaran dengan bantuan computer, pengajaran terprogra, dan lain-lain.
f)
Lingkungan
yaitu lingkungan sekitar dimana pesan itu diterima contoh: lingkungan fisik
berupa gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, studio, lingkungan nonfisik
seperti : penerangan, sirkulasi udara dan lain-lain.
Secara lebih
jelas dan komprehensif didefinisikan sumber belajar adalah sumber daya yang
meliputi materi pelajaran, anusia, alat, teknik, dan lingkungan yang digunakan
untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar tidak hanya
manusia, tetapi jug alam dan lingkungan yan didesain dan digunakan untuk
mendukung efektifitas dan efisiensi pembelajaran
B.
Ciri-ciri sumber belajar
Sebagaimana definisi di
atas, sumber belajar merupakan daya dan kekuatan yang diperlukan dalam rangka
proses pembelajaran. Oleh karena itu apabila sesuatu yang tidak dapat memberi
terhadap apa yang di inginkan sesuai
dengan tujuan pebelajaran, maka daya tersebut tidak dapat sumber belaja. Dalam
menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia, agar dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dapat efektif dan efisien.
Secara
garis besarsumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Sumber belajar
harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar-mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b.
Sumber belajar
hrus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif, yaitu dapat mengubah dan
membawa perubahan yang sepurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang
ada.
c.
Dengan adanya
klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai
ciri-ciri
1)
Tidak
terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi,
2)
Tidak mempunyai
tujuan belajar yang eksplisit,
3)
Hanya
dipergunakan untuk kegunaan dan tujuan tertentu atau secara insendental, dan
4)
Dapat
dipergunakan untuk tujuan pembelajaran.
d.
Sumber belajar
yng dirancang (resurce by designed) mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai
dengan tersedianya media (Rohani, 1997 : 103-104).
e.
Sumber belajar
dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi juga dapat
dipergunakan secara kombinasi (gabungan).
f.
Sumber belajar
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by designed),
dan suber belajar yang tinggal pakai/jadi (by utilization). Sumber belajar yang
dirancang adalah sesuatu dari semula dirancang untyk keperluan belajar,
sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai atau jadi adalah sesuatu yang pada
mulanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan belajar (Soeharto,2003:78).
Sumber belajar by designed
adalah sumber belajar yang keberadaannya dihasilkan dari penemuan dan
diproduksi oleh prilaku pembelajaran, baik guru maupun siswa. Contohnya
internet pembelajaran merupakan sumber belajar yang didesian untuk mempermudah
proses pembelajaran. Sedangkan sumber belajar by utilization adalah
sumber belajar yang keberadaannya tanpa melalui produksi manusia dan sudah ada
sejak awal. Sumber belajar ini biasanya berupa kondisi lingkungan dan alam.
2.2.Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas. Dalam praktiknya
pebelajaran juga dilakukan dilingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Kondisi dan sumber daya ada di masyarakat
juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Lingkungan bisa berupa fisik
berupa gedung sekolah, kamous, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium,
museum, taman dan lain sebagainya. Selain juga ada lingkungan nonfisik berupa
suasana belajar, dan lain-lain. (Rohani, 1997:109).
Lingkunghan yang berada di sekitar kita baik di sekolah maupun luar
sekolah dapat dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran. Lingkungan yang
dikategorisasikan dapat menjadi media pembelajaran antara lain:
1)
Masyarakat
disekeliling sekolah.
2)
Lingkungan
fisik disekitar sekolah.
3)
Bahan-bahan
yang todak tersisa atau terpakai dan bahan-bahan bekas yang bila diolah dapat
dimanfaatkan saebagai sumber dan media pembelajaran, seperti : tutup botol, batu-batuan, kerang,
kaleng bekas, bahan yang tersisa dari kayu dan lain sebagainya.
4)
Perisriwa alam
dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Namun tidak
seua lingkungan bisa digunakan sebagai media pembelajaran, sebab media
pembelajaran memiliki ciri, karakter, prinsip, landasan serta ketentuan lain.
Menurut Asnawir (2002: 109), topic-topik yang dipilih untuk memfungsikan
lingkungan sebagai media pembelajaran, hendaklah memenuhi syarat-sryarat antara
lain:
1)
Harus sesuia
dengan tujuan pebelajaran
2)
Dapat menarik
perhatian siswa.
3)
Hidup dan
berkembang ditengah-tengah masyarakat.
4)
Dapat
mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan.
5)
Berhubungan
erat dengan lingkungan siswa.
6)
Dapat
mengebangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.
Masyarakat
merupakan salah satu aspek lingkungan yang besar manfaatnya untuk dijadikan
sumber dan media pembelajaran. Hal ini akan memberikan manfaat tidak saja kepada
sekolah atau anak didik, tetapi juga
kepada masyarakat itu sendiri. Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah
segala kondisi di dalam diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik
yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran dapat tersampaikan kepada
siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan yang secara sengaja digunakan
dalam proses pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran.
2.3.Perpustakaan sebagai Media
Pembelajaran
Jenis
media lain yang bisa digunakan menyalurkan pesan pembelajaran agar lebih
optimal adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan ternyata bisa difungsikan
sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian,
rekreasi, pelestarian khazanah budaya bangsa serta berbagai layanan jasa lainnya
telah ada sejak zaman dahulu kala. Secara langsung maupun tidak langsung
perpustakaan menjadi penyalur pesan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan
pencapaian tujuan pembelajaran. Pengelolaan perpustakaan ekarang tidak lagi
secara manual tapi sudah dikelola secara digital. Perpustakaan tidak hanya
berisi buku saja tetapi berisi software yang didalamnya menyimpan pesan
pembelajaran lebih banyak dan lengkap. Sebuah perpustakaan pada prinsipnya
memiliki tiga kegiatan pokokyaitu :
1. Mengumpulkan
(to collect) semua informasi yang
sesuai dengan bidang kegiatan dan misis lembaga serta masyarakat yang
dilayaninya.
2. Melestarikan,
memelihara, dan erawat seluruh koleksi perpustakaan agara tetap dalam keadaan
baik, utuh, layak pakai, dan tidak cepat rusak baik karena pemakaian maupun
karena usianya.
3. Menyediakan
dan diberdayakan atas seluruh sumber informasi dan koleksi yang dimiliki
perpustakaan bagi para pemakainya (Ensklopedia Amerikan dalam Sutarno, 2003:
1).
Dalam
perkembangannya, perpustakaan saat ini bukan hanya merupakan tempat untuk
menyimpan atau mengoleksi buku sebagai benda mati. Perpustakaan saat ini harus
diberlakukan sebagai tempat yang disebut “the
prevation of knowledge”. Artinya perpustakaan merupakan tempat untuk
mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Secara khusus
perpustakaan berfungsi sebagai tempat pengumpulan, pelestaria, pengelolaan,
pemanfaatan, dan penyebarluasan informasi (Benny Agus Pribadi Dalam Syukur,
2005: 102).
A. Pengertian
Perpustakaan
Pengertian kata “perpustakaan” berasal dari
kata pustaka yang berarti kitab, buku-buku, atau kitab primbon. Kemudian kata
“pustaka” mendapat awalah “per” dan akhiran “an” yang menjadi perpustakaan.
Perpustakaan mengandung arti : (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek,
dan (3) buku-buku kesastraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Sutarno, 2003:
7). Selanjutnya ada istilah “pusatakaloka” yang berarti tempat atau ruangan
perpustakaan. Pengertian yang lebih umum dari perpustakaan adalah suatu
ruangan, bagian dari gedung atau bangunan, bagian dari koleksi yang disusun dan
diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila
sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai
sarana dan prasarana seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja dan kursi
untuk membaca, kartu-kartu katalog, sistem pengelolaan tertentu dan petugas
yang menjalankan perpustakaan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya
(Sutarno, 2003: 7)
Definisi perpustakaan ini nampaknya kurang sesuai
dengan perkembangan perpustakaan saat ini. Lebih tepatnya, definsi perpustakaan
adalah sebuah ruangan yang berisi koleksi bahan bacaan sumber informasi baik
berupa buku maupun software yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Perpustakaan
juga dikelola dengan mekanisme kepustakaan yang telah di sepakati secara
internasional. Dengan begitu sebuah perpustakaan memiliki ciri-ciri dan
persyaratan tertentu yaitu sebagai berkut :
1)
Adanya ruangan atau gedung yang
dipergunakan untuk perpustakaan
2)
Adanya koleksi bahan pustaka/bacaan dan
sumber informasi.
3)
Adanya petugas yang menyelenggarakan dan
melayani pemakai
4)
Adanya masyarakat pembaca
5)
Adanya sarana dan prasarana yang di
perlukan
6)
Adanya suatu sistem atau mekanisme
tertentu.
B. Peranan
Perpustakaan
Sebagaimana
definisinya, peranan perpustakaan paling utama adalah memberi informasi dari
berbagai ilmu dan disiplin ilmu. Setiap pengguna perpustakaan dapat mengakses
informasi sesuai disiplin ilmu yang di geluti dalam perpustakaan tersebut.
Secara umum peran perpustakaan adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan kecerdasan bangsa
Membaca adalah jendela
ilmu pengetahuan. Dengan semakin banyak membaca, semakin bertambah pula wawasan
dan cakrawala seseorang. Dengan demikian juga dapat meningkatkan kecerdasan
seseorang yang rajin membaca dengan baik.
2.
Memajukan perkembangan ilmu dan
teknologi
Perpustakaan memberikan
dorongan untuk membangun manusia yang mengikuti perkembangan pendidikan dan
teknologi.
3.
Melestarikan budaya bangsa
Budaya yang ada di
negara ita dan harus ditingkatkan adalah budaya membaca (salah satunya) serta
budaya-budaya lain untuk kelestarian bangsa
4.
Kancah penelitian
Perpustakaan bisa
menjadi sarana penelitian, bahkan menjadi sumber utama dalam proses penelitian
literer
5.
Kancah studi
6.
Ajang konsultasi disiplin ilmu
Perpustakaan bisa
digunakan untuk mencocokan data dari disiplin ilmu, sebab perpustakaan berisi
literasi yang menghimpun berbagai ilmu secara lengakap (Martono dalam Syukur,
2005: 103).
Perpustakaan
melayani masyarakat termasuk mahasiswa dengan layanan yang memadai atau
memuaskan. Jenis layanan perpustakaan menurut Beenham dan Morrison (dalam
Syukur 2005: 103) adalah sebagai berikut :
1) Menyediakan
fasilitas untuk pengembangan individu dan kelompok dari berbagai tingkat
pendidikan
2) Memberikan
pelayanan dan fasa untuk memperoleh informasi
3) Sebagai
pusat pengembangan kebudayaan
4) Sebagai
pusat pengembangan hobi dan rekreasi.
C. Fungsi
Perpustkaan
Fungsi
perpustakaan adalah suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam
perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan memiliki tiga
kegiatan utama yaitu : (1) menghimpun (2) memelihara dan (3) memberdayakan
semua koleksi bahan pustaka (Sutarno, 2003: 58). Selanjutnya fungsi-fungsi
sebuah perpustakaan menurut Fatah Syukut (2005: 103) adalah sebagai berikur :
1) Penyimpan,
Perpustakaan bertugas menyimpan bahan-bahan pustaka/bacaan yang diterimanya.
2) Pendidikan,
perpustakaan berfungsi sebagai pusat bahan pustaka/bacaan untuk keperluan
pendidikan yang dilakukan oleh pemakai perpustakaan.
3) Penelitian,
perpustakaan bertugas menyediakan bahan pustka/bacaan untuk keperluan
penelitian yang dilakukan oleh pemakai perpustakaan.
4) Informasi,
perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakainya. Informasi sudah merupakan
pengelolaan data bahan perpustakaan yang di sesuaikan dengan permintaan
pemakai. Perpustakaan sebagai sudah merupakan pengelolaaan data bahan
perpustakaan yang disesuaikan dengan permintaan pemakai. Perpustakaan sebagai
pemberi informasi ini berfungsi untuk menambah wawasan bagi pemakainya,memberikan
pengetahua, memberikan pengalaman tentang segala yang bermanfaat.
5) Kultural,
perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya bangsa serta meningkatkan nilai
dan apresian budaya dari masyarakat melalui penyediaan bahan bacaan.
D. Perpustakaan
sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Hampir di setiap
sekolah mulai sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan
sekolah. Bahkan unit-unit perpustakaan keliling (mobile library) dari
Departemen Pendidikan tersedia di kota-kota besar guna melayani kebutuhan para
masyarakat. Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis, perpustakaan
menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti majalah/jurnal
ilmiah, peta, dan surat kabar. Di dalam perpustakaan terdapat pula bahan-bahan
non cetakan seperti film, foto-foto, set audio/video, lahu-lagu dalam piringan
hitam, rekaman pidato, dan lain-lain. Olehkarena itu, perpustakaan dapat
dimafaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya memperoleh
informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk akademis maupun untuk
rekreasi. Bahan-bahan yang tersedia itu dapat dikelompokan ke dalam jenis
refernsi, reverse, dan pinjaman (Arsyad, 2006: 102).
Bahan-bahan
referensi yang biasanya di tata dalam satu ruang khususnya merupakan
sumber-sumber untuk fakta-fakta tertentu yang sudah baku, misalnya
ensiklopedia, kamus, buku tahuan, atlas, dan lain-lain. Bahan-bahan sumber ini
di perlukan oleh banyak orang sehingga tidak dipinjamkan untuk dibawa keluar
perpustakaan. Bahan-bahan reserve biasanya terdiri dari buku-buku, artikel atau
handout untuk mata pelajaran tertentu atas permintaan tenaga pengajarnya. Ini
dimaksudkan agar semua pelajar dan mahasiwa yang mengikuti pelajaran itu dapat
memperoleh akses terhadap bahan-bahan ynag merupakan bagian dari penyelesaian
tugas-tugas yang di bebankan oleh pengajar. Buku-buku dalam berbagai bidang
keilmuan pada umumnya siap untuk dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua
minggu sampai satu bulan kepada pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum yang
memiliki kartu anggota masyarakat.
Menurut
Achsin dalam Arsyad (2006: 103) pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar
secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut :
a. Keterampilan
mengumpulkan informasi
Ø Keterampilan
mengenal sumber informasi dan pengetahuan
Ø Keterampilan
menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan
dan cara mengunakan katalog indeks
Ø Keterampilan
menggunakan bahan pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedia, kamus,
buku tahunan, dan lain-lain.
b. Keterampilan
mengambil intisari dan mengordiasikan informasi
Ø Memilih
informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah
Ø Mendokumentasikan
inormasi dan sumbernya
c. Keterampilan
menganalisis, menginterprestasikan dan mengevaluasi
informasi
seperti :
1.
Memahami bahan yang dibaca
2.
Membedakan antara fakta dan opini
3.
Menginterpretasi informasi baik yang
saling mendukung maupun yang berlawanan.
d. Keterampilan
menggunakan informasi, seperti :
1.
Memanfaatkan intisari informasi untuk
mengambil keputusan dan memecahkan masalah
2.
Menggunakan informasi dalam diskusi
3.
Menyajikan informasi dalam bentuk
tulisan.
2.4.Televisi
Sebagai Media Pembelajaran
Selain
perpustakaan, televise juga merupakan media yang dapat menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari
sudut jumlah penerima pesannya, telivisi tergolong ke dalam media massa
(Sadiman,2005:71)
Menurut
Ahar Arsyad (20006:51), televise adalah system elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. System ini
menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang
elektrik dan mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan cara
yang dapat didengar.
Sedangkan Oemar Hamatik (dalam Usman,
2002:101) mengemukakan: “Television is an
electronic motion picture with injoined or attendant sound; both picture and
sound reach the eye and or simultaneously from aremote broadcast point” Definisi
tersebut menjelaskan bahwa televise sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik
yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara.
Maka televise sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat.
Televisi pendidikan adalah penggunaan
program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
tanpa dilihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya
menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu ia
memiliki ciri-ciri tersendiri,antara lain:
1. Dituntun
oleh instruktur
Seorang guru atau
instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual.
2. Sistematis
Siaran berkaitan dengan mata pelajaran
dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3. Teratur
dan berurutan
Siaran dsajikan dengan selang waktu yang
beraturan secara berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran
lainnya.
4. Terpadu
Siaran berkaitan
dengan pengalaaman belajar lainnya seperti latihan membaca,diskusi,
laboratorium ,percobaan, menulis dan pemecahan masalah.
Dalam
hal efektivitasnya dalam menjalankan fungsinya, di depan rapat staf menteri
penerangan Republik Indonesia, DR. Jack
Lyle, director of communication Institute
The West Center dalam Darwanto (2007:118), menyatakan sebagai berikut:
“Telivision provides us
with a window on the word”. What we see through thet window helps create what
walter Lippman many years ago called “the picture in our mind”, and it is these
picture wich constituean importance portion of an individual’s
learning,particulary with regard to people, places, situation which the
individual has never personally met visited or experienced”
Bahwa
televise untuk kita sebagai “Jendela Dunia”. Apa yang kita lihat melalui
jendela ini sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita, hal ini
seperti diungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun yang lalu, bahwa dalam
pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan gambar-gambar ini merupakan suatu
yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali yang
berkenaan dengan orang, tempat, dan situasi yang tidak setiap orang pernah
ketemu, mengunjungi atau telah mempunyai pengalaman.
Berbagai
riset telah dilakukan untuk menguji seberapa jauh kehebatan televise dalam
peranannya terhadap pendidikan, khususnya anak-anak. Sau diantaranya adalah
hasil riset dari patricia Marks Greenfield bersama Jessica Beagles Roos dalam
Darwanto (2007:126). Mereka melibatkan anak-anak umur enam tahun sampai sepuluh
tahun dari empat kelompok yang bebeda.
“Kulit putih kelas menengah, kulit hitam kelas menengah,
kulit putih kelas pekerja, dan kulit hitam kelas pekerja. Setiap anak diberikan
kesempatan menonton film kartun dilayar televisi dengan kisah yang diceritakan.
Pada waktu yang berbeda, anak itu diberi kesempatan untuk mendengarkan kisah
lainnya yang berasal dari kaset atau radio. Setelah menonton atau mendengar
kisah itu, anak diuji ingatannya dan pengertiannya. Hasilnya ternyata dapat
memperjelas peranan televisi dalam pendidikan. Penyajian melalui radio serupa
dengan apa yang terjadi di ruang kelas, yaitu anak-anak mendengarkan cerita
guru atau saling menukar pengalaman dengan murid-murid lainnya. Rangsangan di
ruang kelas, pada dasarnya berupa rangsangan di ruang kelas, pada dasarnya
berupa rangsangan kata-kata, sedangkan penyajian melalui televisi ada tambahan
berupa ilustrasi visual yang dinamis."
Sejalan dengan hasil penelitian tersebut diatas, Dr.
Oemar dalam bukunya Media Pendidikan, mengutip
pendapat A.S. Franklin Durham yang ditulis dalam bukunya Television in Our School, Siaran pendidikan untuk sekolah melalui
media massa televisi (Darwanto,2007:126) sebagai berikut:
An Communications, television is unique in its ability to bring many other
side into classroom. Every audio and visual help we have known can be carried
by television, motion picture, film strip, slide particularly to provides
setting for dramatic productions,rwcordings, drawings, maps, and counless other
instructional device more over it given school thec opportunity to present
fresh, original, creative illustration produced in the living present”
Pendapat Franklin diatas, lebih meyakinkan bahwa melalui
media dapat membantu di dalam memecahkan masalah-masalah. Bahkan, apalagi kita
dapat memanfaatkan penggunaan berbagai alat visual, diaman media massa lain
tidak memungkinkan.
Hal ini berarti bahwa televisi mampu meningkatkan
kemampuan bukan saja untuk anak-anak , melaikan juga untuk semua usia. Harus
diingatkan kembali bahwa televisi bagaimanapun merupakan “alat atau media”.
Karena itu dalam proses belajar tergantung dari baik buruknya program siaran
yang dibuat.
Oemar Hamalik (dalam Syukur, 2005:153)mengemukakan
beberapa manfaat penggunaan televisi di sekolah, khususnya bagi pendidikan anak-anak,
antara lain:
1.
Televisi
bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa sebenarnya pada waktu
kejadiannya. Melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan
ahli-ahli ilmu pengetahuan dari berbagai bidang keahlian.
2.
Televisi
memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah dan mungkin juga berbagai
peristiwa, keadaan penduduk dan kehidupannya dari daerah atau negara lain.
3.
Televisi
dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik melalui fil, drama,
dan sebagainya.
4.
Televisi
dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam. Alat ini
dapat menyajikan pokok-poko tersebut satu persatu secara runtut dan
sebaik-baiknya.
5.
Banyak
mempergunakan sumber-sumber masyarakat melalui program televisi, banyak peristiwa
, kegiatan dan sumber-sumber masyarakat lainnya dapat dibawa ke dalam kelas.
6.
Televisi
dapat melatih guru baik dalam
pre-servicemaupun in-service Training, guru memerlukan kesempatan untuk
melihat contoh-contoh mengajar yang baik.
7.
Masyarakat
akan mengerti tentang sekolah. Pada umumnya orang tua dan masyarakat tidak
mengetahui kegiatan apa yang dikerjakan di sekolah dan bagaimana program
sekolah dilakukan. Melalui program televisi masyarakat dapat melihat dan
menikmati serta memahaminya.
8.
Televisi
dapat menarik minat, baik terhadap anak maupun terhadap orang dewasa.
Sebagai media pembelajaran, televisi memiliki
kelebihan-kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1.
Televisi
dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,film,
objek, spesimen dan drama.
2.
Televisi
dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3.
Televisi
dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau
rekaman.
4.
Televisi
dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5.
Televisi
dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan
tingkatan pendidikan yang berbeda-beda
6.
Televisi
dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh dalam dunia nyata:
misalnya ekspresi wajah, dental operation
dan lain-lain
7.
Televisi
dapat menghemat waktu guru dan siswa. Misalnya, dengan merekam siaran pelajaran
yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses
itu kembali
8.
Televisi
merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak
karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka.
9.
Televisi
dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton
10. Horizon kelas dapat diperlebar dengan televisi. Batas
ruang dan waktu dapat diatasi
11. Hampir setiap mata pelajaran dapat di TV kan
12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
guru dalam hal mengajar
Kelemahan-kelemahan media Televisi sebagai berikut:
1.
Harga
pesawat televisi relatif mahal
2.
Sifat
komunikasinya hanya satu arah
3.
Jika
akan memanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering
kali sulit disesuaikan
4.
Program
di luar kontrol guru
5.
Besarnya
gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film sehingga jumlah siswa yang
dapat memanfaatkan terbatas
6.
Televisi
pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa
7.
Guru
tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan
8.
Kekhawatiran
muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru dan siswa bisa
jadi bersikap pasif selama penayangan
Televisi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran jika
televisi dapat berfungsi sebagai penyalur pesan pembelajaran. Sebab tidak semua
jenis program dalam televisi dapat berfungsu sebagai penyalur pesan
pembelajaran. Apalagi akhir-akhir ini banyak program televisi yang tidak
edukatif baik dari sisi konten maupun tampi;an.
Penggunaan televisi sebagai media pembelajaran ini dapat
dikategorisasikan dalam dua jenis, yaitu televisi pendidikan dan televisi
secara umum. Televisi pendidikan telah didesain dan dikembangkan secara khusus
untuk kepentingan pembelajaran. Sehingga program dari tampilannya telah disesuaikan
dengan isi dan tujuan pembelajaran namun televisi umum program dan tampilannya
tidak didesain dan dikembangkan untuk kepentingan pembelajaran semata, meskipun
bagian-bagian programnya berisi pendidikan.
Guru yang menggunakan media televisi dituntut bisa
menentukan secara tepat media televisi yang dijadikan media, apakah televisi
pendidikan atau televisi umum. Oleh karena itu, ada beberapa prinsip agar
televisi dapat digunakan dalam pembelajaran. Sebagai berikut:
1.
Relevan
dengan tujuan pembelajaran
2.
Meningkatkan
motivasi dan menarik bagi siswa
3.
Program
dan tampilan sesuai isi pembelajaran
4.
Mudah
digunakan dlan pembelajaran
5.
Guru
terampil mengoperasionalkan dalam pembelajaran
Masih banyak lagi prinsip lain ketika ditinjau dari
kajian aspek lain intinya, televisi bisa digunakan sebagai media pembelajaran
dengan ketentuan program dan tampilan televisi dapat berfungsi sebagai penyalur
pesan dan mendukung tercapainnya tujuan pembelajaran lebih optimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran merupaka proses yang
membutuhkan berbagai resource untuk menunjang keberhasilan belajar. Sumber daya
yang dibutuhkan pun sangat beragam sesuai materi dan kondisi pebelajaran yang
akan dilaksanakan. Sebab semakin lengkap resources yang digunkan maka akan
mendukung berlangsungnya proses pembelajaran secara optimal. Sumber belajar
merupakan kebutuhan penting yang bisa
menjadi informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kenutuhan lain yang diperlukan dalam pembelajaran. Guru
dituntut mampu menganalisis kebutuhan, merancang, mendesain, menemukan,
memproduk, dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar. Sebab pembelajaran
yang efektif akan terjadi jika bahan pembelajaran yan diperlukan tersedia.
Sehingga apa yang disampaikan guru bisa terserap siswa secara maksimal. Selain
itu, dalam proses pelaksanaan pembelajaran guru dituntut menentukan strategi
pembelajaran sebelum pelajaran di mulai serta persiapan lain, Dalam praktiknya
pebelajaran juga dilakukan dilingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Kondisi dan sumber daya ada di
masyarakat juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Lingkungan bisa
berupa fisik berupa gedung sekolah, kamous, perpustakaan, laboratorium, studio,
auditorium, museum, taman dan lain sebagainya
Jenis media lain yang bisa digunakan
menyalurkan pesan pembelajaran agar lebih optimal adalah perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan ternyata bisa difungsikan sebagai salah satu pusat
informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah
budaya bangsa serta berbagai layanan jasa lainnya telah ada sejak zaman dahulu
kala. Secara langsung maupun tidak langsung perpustakaan menjadi penyalur pesan
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. Pengelolaan
perpustakaan ekarang tidak lagi secara manual tapi sudah dikelola secara
digital. Perpustakaan tidak hanya berisi buku saja tetapi berisi software yang
didalamnya menyimpan pesan pembelajaran lebih banyak dan lengkap. Dalam
perkembangannya, perpustakaan saat ini bukan hanya merupakan tempat untuk
menyimpan atau mengoleksi buku sebagai benda mati. Perpustakaan saat ini harus
diberlakukan sebagai tempat yang disebut “the
prevation of knowledge”. Artinya perpustakaan merupakan tempat untuk
mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
B.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk
lebih mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum
dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai
Media Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta.Raja Grafindo
Persada.
Jalinus,
Nizwardi. Ambiyar. 2016. Media dan
Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prenadamedia
Group
Rahardi, A. 2003. Media
Pembelajaran. Jakarta. Direktorak Jendral Pendiidkan Dasar Dan Menengah